Selasa, 29 Maret 2011

BAHASA TUBUH Sebagai ‘Public Relation’

SEBENARNYA, ini hanya soal bagaimana bersikap dan menjadikan tubuh sebagai “humas” dalam menghadapi manusia lain. Kesannya sepele bukan? Tapi justru karena sepele-nya itulah, banyak yang meremehkan dan menjadikannya ‘penjeblos’ pada kesan pertama yang tidak enak.
Hal itu berlaku di semua lini usaha, termasuk industri musik. Banyak band, solois atau petinggi label sekalipun, tidak pernah berpikir bahwa tubuh dan semua gerakannya adalah “humas” yang efektif untuk memberikan kesan pertama yang menyenangkan. Yang terjadi apa? Banyak yang memberikan pencitraan sombong, sok, atau rasa percaya diri yang terlalu kuat. Kesannya kemudian, angkuh dan belagu.
Dalam setiap coaching kepada band, musisi atau penyanyi baru [sebenarnya yang disebut lama juga pernah], salah satu hal yang saya tekankan kepada mereka adalah body language. Bagaimana gerakan tangan, gerakan tubuh, atau mata bisa mempengaruhi orang yang kita ajak bicara.
Saya pernah meng-coaching seorang artis yang sekarang ngetop,  dan mengingatkannya tentang bahasa tubuhnya yang terlalu lebay. Awalnya, semua masukkan memang dilakukannya. Tapi entah kenapa, belakangan dia mala kembali ke gaya asalnya. Dan apa yang terjadi? Di kalangan media, dia disebut artis dengan bahasa tubuh lebay. Ini terlepas dia punya tubuh yang indah atau apapun.
Konon, memperbaiki bahasa tubuh dapat membuat perbedaan yang besar ketika seseorang menilai kepribadian kita. Ketika dalam preskon, musisi itu bisa menjawab pertanyaan dengan menyenangkan dan bahasa tubuhnya sederhana saja tapi kelihatan cerdas, percaya deh media lambat laun akan mengejarnya untuk memegang jadual wawancara.
Lalu bagaimana caranya band atau musisi [apalagi yang pemula], mengerti bahwa bahasa tubuhnya sudah enak atau nyebelin? Tidak perlu kursus kepribadian. Karena kepribadian itu inner-beauty, bukan muncul di tempat kursus ya. Tapi perhatikan, beberapa hal yang mungkin membantu para popstar, rockstar, jazzstar atau dangdutstar, menjadi orang yang kesan pertamanya mengesankan.
Lihat Lawan Bicara, Tapi Bukan Menatapnya.
Kalau kamu menatap, bisa dianggap menantang loh. Mau, wawancara akhirnya jadi berantem? Dengan melakukan kontak mata, kamu dapat membuat hubungan pembicaraan menjadi lebih baik dan dapat melihat apakah mereka sedang mendengarkan anda atau tidak. Namun juga bukan dengan menatapnya (terus menerus), karena akan membuat lawan bicara kamu menjadi gelisah. Yang ada wawancara dan obrolan malah jadi berantakan.
Merespon Dengan Mengangguk
Mengangguk menandakan bahwa kamu memang sedang mendengarkan. Namun bukan berarti kamu mengangguk berlebihan (terus menerus dan cepat). Kalau terlalu lebay malah kelihatan kaya celengan semar, manggut-manggut nggak jelas. Yang wajar-wajar saja.
Tersenyum dan Rileks.
Man, jangan terlalu serius. Wawancara itu bukan sidang skripsi. Coba untuk santai, tersenyum bahkan tertawa jika seseorang menceritakan sesuatu hal yang lucu. Orang akan cenderung mendengarkan jika kamu terlihat sebagai orang yang positif. Namun juga jangan menjadi orang yang pertama kali tertawa jika kamu sendiri yang menceritakan cerita lucunya, karena kamu akan terkesan gugup dan seperti minta dikasihani. Tersenyumlah ketika berkenalan dengan seseorang, namun jangan pula tersenyum terus menerus karena, bisa dianggap nggak waras. 
Percaya Diri Dengan Kepala Tetap Lurus.
Jangan melihat ke bawah saat berbicara dengan wartawan atau fans. Kamu akan terlihat seperti tidak nyaman berbicara dengan lawan bicara dan juga terlihat seperti orang yang tidak percaya diri.
Santai & Enjoy .
Ini bisa berlaku untuk apa saja. Buat kamu yang mempunyai kebiasaan ngomong cepat, cobalah sesekali untuk memperlambat. Selain kamu akan terlihat lebih tenang dan penuh percaya diri, juga akan merasakan tingkat stress berkurang.
Hindari Gerakan Gelisah
Ok, kamu mungkin was-was dengan pengalaman pertama wawancara bersama wartawan. Tapi jangan kelihatan “ketakutan” begitu. Hal-hal gak penting, seperti menyentuh muka, menggoyang-goyangkan kaki atau mengetuk-ngetuk jari di atas meja dengan cepat, harus dihindari. Gerakan-gerakan semacam itu menunjukkan bahwa kamu gugup dan dapat mengganggu perhatian lawan bicara.
Jaga Sikap Kamu.
Apa yang kamu rasakan akan tersalur lewat bahasa tubuh dan dapat menjadi perbedaan yang besar terhadap kualitas hubungan kamu dan lawan bicara. Tetaplah jaga sikap yang positif, terbuka dan santai.
Perlu diingat bahwa kamu dapat mengubah bahasa tubuh yang kurang baik, tentu saja selama kamu memahami bahwa untuk menciptakan kebiasaan yang baru memerlukan sebuah proses. Jangan juga mencoba melakukan semua dengan sekaligus karena akan membuat kamu bingung dan penat.
+++
Saran saya sih, fokus saja pada 2-3 bahasa tubuh yang menjadi prioritas dan perbaiki terus menerus selama 3-4 minggu. Setelah waktu tersebut kamu akan menciptakan suatu kebiasaan yang baru. Kemudian kamu dapat melanjutkannya lagi untuk 2-3 bahasa tubuh berikutnya.
Ingat, kamu sudah masuk ke industri yang dilihat jutaan orang. Kalau masih membawa attitude jalananmu, attitude yang tidak peka dengan orang lain, akan sulit mendapatkan respek dari orang lain juga. Jadi, berikan kesan positif dalam setiap dialog dan wawancara yang kamu lakukan. Berani?

1 komentar:

  1. Baccarat, Craps, & Dice - Play for Free - FBSBASino
    Play for Free Online at FBSBASino! We have a great selection of choegocasino games, including roulette, blackjack 인카지노 and 바카라사이트 poker.

    BalasHapus